Kamis, 24 Maret 2011

air borne diseases " flu burung "


Nama : Ira Titah Sri Rahayu
NIM   : E2A009154
REG 2
Definisi Fluburung
 Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini adalah lain avian influenza. HPAIV: Highly Pothogenic Avian Influenza Virus sumber infeksi:
Di Komunitas: Unggas Di Rumah Sakit: Pasien, Petugas Kesehatan, Pengunjung
Pejamu: Di Rumah Sakit: Pasien, Petugas Kesehatan, Pengunjung
 
DEFINISI KASUS
1.      Kasus Suspek
Kasus supek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam ( temp > 380C ),  sakit atau sakit tenggorokan, beringus serta dengan salah satu keadaan, kemudian sang penderita ispa dalam waktu seminggu terakhir mengunjungi peternakan unggas yang sedang terjangkit KLB flu burung kemudian penderita ispa bisa dengan mudah tertular oleh unggas yang terjangkit flu burung. Hal itu disebabkan karena penderita ISPA mempunyai kekebalan tubuh yang kurang baik.

2.      Kasus “Probable”
Kasus  “Probable” adalah kasus suspek yang disertai dengan salah satu keadaan : bukti laboratorium yang mengarah kepada virus influenza A ( H5N1 ) missal: Test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat kemudian berlanjut menjadi pneumoniagagal pernafasan/ meninggal tanpa terbukti adanya penyebab lain.
3.      Kasus kompermasi
Kasus kompermasi adalah kasus atau “ probale” didukung oleh salah satu pemeriksaan laboratorium :
Yaitu dimana adanya kultur virus influenza H5N1 yang positif, dan PCR influenza ( H5 ) positif serta meningkatkan antibody H5 sebesar 4 kali

GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya yaitu : demam, sakit tenggorokan, batuk – batuk beringus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru – paru ( pneumonia ), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian.

ETIOLOGI DAN SIFAT
Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini yaitu : dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220C dan lebih 30 hari pada 00C.
Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh nggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan suhu 600C selama 30 menit.
Ada beberapa tipe virus Influenza yaitu : Tipe A, tipe B dan tipe C. virus Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu : H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9n2 dan lain – lain.

PENYEBAB TERJADINYA FLU BURUNG
Penyebab terjadinya flu burung adalah Higly Pothogenic Avian Influenza virus, strain H5N1 ( H = hemagglutinin, N= neuraminidase ). Hal ini terlihat dari hasil hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A ( H5N1 ) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus influenza A ( H5N1 ) merupakan penyebab fluburung yang terjadi pada unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi yang lebih ganas dan menyerang pada manusia.


            MASA INKUBASI
a) Masa inkubasinya sangat singkat yaitu 1 – 3 hari,
b) Meskipun belum terbukti adanya penularan dari manusia ke manusia ,
masa infeksiusnya (masa dimana penderita Avian Flu H5N1 diperkirakan mampu menularkan virus) adalah 1 hari sebelum tampak gejalanya dan 3-5 hari setelah tampak gejalanya dengan maksimum 7 hari (tetapi ada kepustakaan yang menyebutkan sampai 21 hari pada anak-anak).

            CARA PENULARAN
            Kontak : Langsung dan tidak langsung. Penularan terjadi pada kontak langsung dari kulit pasien ke kulit pejamu rentan lain, dalam hal ini petugas kesehatan pada saat memandikan pasien atau melaksanakan tindakan keperawatan yang lain. Secara tidak langsung dengan melibatkan benda perantara, yang biasanya benda mati seperti alat kesehatan, jarum, kasa pembalut, tangan yang tidak dicuci, sarung tangan bekas.
Droplet:
            Meskipun secara teori penularan droplet atau melalui percikan merupakan bentuk lain dari penularan secara kontak, namun mekanisme perpindahan kuman patogen dari pejamunya sangat berbeda dengan sebagaimana kontak langsung maupun tidak langsung. Percikan dihasilkan oleh pejamu (yang berdiameter > 5
mm) melalui batuk, bersin, bicara dan selama pelaksanaan tindakan tertentu seperti penghisapan lendir dan bronkoskopi. Percikan yang berasal dari pejamu tersebut terbang dalam jerak dekat melalui udara dan mengendap di bagian tubuh pejamu lain yang rentan seperti: konjungtiva, mukosa hidung, atau mulut.
  Oleh karena percikan yang mengandung kuman tersebut tidak menetap di udara maka untuk mencegah penyebaran lebih lanjut tidak diperlukan pengaturan khusus pada sistem ventilasi, jangan dikacaukan dengan penularan airborne.
Kewaspadaan  terhadap          penularan yang diperlukan Kewaspadaan Universal
Memperlakukan semua darah dan cairan tubuh sebagai bahan infeksius, hindari menjamahnya dengan tangan telanjang atau segera cuci bila mungkin tercemar
Cuci tangan (dengan air mengalir dan sabun/antiseptik, gosok selama 10 detik, dan lap kering) sebagai tindakan rutin: sebelum dan setelah menjamah pasien, seblum memakai dan setelah melepas sarung tangan, Sarung tangan pemeriksaan bila akan menjamah darah dan duh tubuh atau benda tercemar lain.
Ganti sarung tangan setiap ganti pasien. Lepas segera sarung tangan setelah selesai tindakan. Masker, kaca mata, pelindung wajah dikenakan bila ada kemungkinan terjadi percikan darah, duh tubuh lain selama melakukan tindakan atau perawatan pasien.
Kewaspadaan tambahan terhadap penularan melalui kontak dan percikan (droplet)
Sebagai tambahan pada kewaspadaan universal
 Penularan flu burung ( H5N1 ) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian yang tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas atau peternakan, bahkan dapat menyebar dari sutu peternakan ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit flu burung kepada manusia adalah melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau unggas yang terserang dengan Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung ( H5N1 ) hal ini terjadi pada pekerja peternakan unggas, serta penjual dan penjamah unggas.
Penempatan pasien :
            Pasien ditempatkan dalam ruang tersendiri. Bila tidak tersedia ruang tersendiri dapat ditempatkan bersama pasien dengan diagnosis yang sama (kohort).
Alat pelindung yang diperlukan. Semua petugas kesehatan harus selalu mengenakan alat pelindung sbb:
Ketika masuk ke ruang pasien:
·         Kenakan masker,
·         penutup kepala,
·         kaca mata pelindung,
·         sarung tangan,
·          gaun pelindung,
·         sepatu pelindung, ketika memasuki ruang pasien.
            Selama melaksanakan tindakan, ganti sarung tangan setelah menjamah bahan infeksius. Gaun pelindung (tidak perlu steril), pilih yang sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan (kedap air atau tidak). Lepas gaun sebelum meninggalkan ruangan dan pastikan baju kerja tidak terkontaminasi. Lepas sarung tangan sebelum keluar ruangan dan cuci tangan segera dengan antiseptik dan pastikan setelahnya tidak lagi menjamah permukaan di ruang pasien yang mungkin tercemar.
            Demikian pula dengan alat pelindung yang lain Transportasi Pasien :
Batasi pemindahan pasien ke ruang lain kecuali sangat diperlukan. Bila terpaksa maka pasien kenakan masker pada pasien dan selimut bersih rapat, pastikan kewaspadaan universal tetap terjaga untuk menekan risiko penyebaran mikroorganisme ke pasien lain dan pencemaran permukaan lingkungan atau peralatan lain.
             Bila mungkin alokasikan alat kesehatan khusus untuk pasien tersebut atau bersama dengan pasien sejenis untuk menghindari penyebaran antar pasien. Bila menggunakan alat untuk pasien umum, maka perlu pembersihan yang memadai dan disinfeksi sebelum dipakai untuk pasien lain.

UPAYA PENCEGAHAN
           Rekomendasi sementara untuk pencegahan bagi mereka yang terlibat dalam peternakan/penyembelihan unggas/burung/ayam secara masal terutama di daerah terjangkit yang dikeluarkan oleh WHO/WPRO Manila 14 Januari 2004 intinya adalah sbb . :
a) Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga melakukan disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen)
b) Gunakan alat pelindung perorangan seperti masker, sarung tangan, kaca mata pelindung, sepatu pelindung dan baju pelindung pada waktu melaksanakan tugas dipeternakan yang terjangkit atau di laboratorium
c) Mereka yang terpajan dengan unggas/burung/ayam yang diduga terjangkit sebaiknya dilakukan vaksinasi dengan vaksin influenza manusia yang dianjurkan oleh WHO dalam rangka mencegah infeksi campuran Flu-Manusia dengan Flu-Burung , yang kemungkinan dapat menyebabkan jenis virus Flu-Burung baru yang dapat menginfeksi manusia.
d) Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang terpajan dan keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu, radang mata, keluhan pernafasan). Orang berisiko tinggi terkena influenza yaitu mereka yang berusia lebih 60 tahun , atau berpenyakit paru dan jantung kronis tidak boleh bekerja di peternakan unggas/burung/ayam.
e) Lakukan survei serologis pada mereka yang terpajan termasuk kepada dokter-hewan
f) Jika terdapat risiko untuk menghirup udara yang tercemar di peternakan /tempat penyembelihan yang terjangkit , diajurkan pencegahan dengan obat antiviral (antara lain dengan Oseltamivir 75 mg dalam kapsul , 1 kali sehari selama 7 hari).
g) Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan dan mengisolasi virus penyebabnya : Kirimkan spesimen darah dan alat-alat dalam (usus, hati, hapusan hidung dan mulut, trachea, paru, limpa, ginjal, otak dan jantung) binatang yang diduga terjangkit penyakit itu (termasuk babi) ke laboratorium yang berwenang.
UPAYA PENCEGAHAN DI RUMAH
    1. Menjaga kebersihan lingkungan (khususnya kadang unggas dan burung).
    2. Menjaga kebersihan diri (cuci tangan dengan sabun)
    3. Menjauhkan kandang unggas dan burung (ayam, itik dan burung) dari rumah/tempat tinggal.
    4. Gunakan penutup hidung dan sarung tangan bila akan mengolah tanaman dengan pupuk kandang.
    5. Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan, bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah.
    6. Bersihkan makanan ternak/burung yang terccer di tanah/lantai, agar tidak mengundang burung liar datang.
UPAYA PENCEGAHAN PADA DIRI SENDIRI
    1. Rajin cuci tangan dengan sapun atau cairan antiseptiksetelah menangani unggas/burung.
    2. Bersihlah permukaan dengan detergen, cairan alkohol (70%) atau pemutih/khlorin (0.5%).
    3. Gunaknlah penutup mulut dan hidung, sarung tangan, dan sepatu boot apabila memasuki daerah yang telah terjangkiti atau sedang terjangkit virus flu burung.
    4. Amati dengan teliti kesehatan anda apabila telah melakukan kontak dengan unggas/burung. Segeralah cari perhatian medis apabila timbul gejala-gejala demam, infeksi mata, dan/atau kesulitan bernafas.
CARA PENGOBATAN
 Selain cara pengobatan medis intensif, oseltaminir ( teregistrasi sebagai tamiflu ) juga merupakan obat anti – oral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Vaksin pada flu burung, saat ini belum ada vaksin untuk flu burung. Dan pada saat ini para peneliti sedanh megamati bagaimana perkembangan flu burung apakah menular kepada manusia, sehingga mereka dapt menggambarkan vaksin yang khusus untuk mutasi virus tersebut.
Sumber :
WHO : Avian Influenza-Fact Sheet 15 January 2004
 Draft Case-Definitions Influenza A/H5N1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar