Kamis, 25 November 2010

surveilains DBD

SURVEILANS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI INDONESIA
Surveilans epidemiologi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting yang mendukung dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit menular, tidak terkecuali pada kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit DBD. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanan surveilans penyakit DBD serta permasalahannya di tingkat Puskesmas di wilayah Dinas Kota. Hambatan yang dapat diidentifikasi antara lain; kerjasama lintas sektoral dalam pelaporan kasus DBD (Rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain), partisipasi masyarakat masih rendah dalam hal PSN dan pelaporan kasus, sarana dan kemampuan petugas laboratorium dam mendeteksi DBD secara serologis belum merata, dan keterbatasan sumber daya manusia serta beban tugas dari tenaga surveilans.
Penyaki DBD adalah penyakit menular yang berbahaya, dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit DBD pertama kali ditemukan di Manila ( Filipina ) pada tahun 1953, selanjutnya menyebarkan ke berbagai Negara . Di Indonesia penyakit DBD ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan DKI Jakarta. Pada tahun 1968 – 1983 di Indonesia, rata – rata setiap tahun 18 000 orang dirawat di rumah sakit karena terserang penyakit DBD dan 700-750 orang diantaranya meninggal dunia.
Penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk demam berdarah yaitu nyamuk AEDES AEGEPTI, yang tersebar luas di rumah – rumah dan tempat umum diseluruh wilayah Indonesia , kecuali pada daerah dataran tinggi yang ketinggian nya mencapai 1000 meter di atas permukaan laut. Untuk mencegah dan membatasi penyebaran penykit DBD, maka setiap keluarga perlu melakukan pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dangue agar setiap rumah terbebas dari jentik nyamuk.

PSN _ DBD dapat dilakukaan dengan cara menguras atau menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang – barang yang dapat menjadi tertampungnya air. Selain itu dapat juga dipaki bubuk abate (abatisasi). Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memberantas jentik – jentik nyamuk ditempat berkembang biaknya yaitu di tempat – tempat penampungan air dan barang – barang yang memungkinkan air tergenang, dirumah – rumah dan tempat – tempat umum sekurang kurangnya satu minggu sekali.
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah adalah kegiatan yang dilakukan secara serentak untuk memberantas nyamuk agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. Alangkah baiknya perwakilan dari dinas kesehatan memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit DBD, dan kader tersebut memberikan saran kepada warga desa supaya pada suatu desa membentuk suatu kelompok kegiatan, dan membentuk kelompok. Hal itu bisa lebih memper mudah petugas kesehatan untuk memantau penyakit demam berdaranh yang ada di desa tersebut. karena penyakit DBD tida dapat dilakukan oleh sebagian masyarakat saja.
• Membentuk Kelompok Kegiatan di tngkat RT / RW pada suatu Desa
Pencegahan penyakit DBD tidak dapat dilakukan oleh sebagian masyarakat saja. Oleh karena itu sebaiknya tokoh masyarakat membentuk kelompok – kelompok kegiatan PSN –DBD antara lain :
1. Kelompok kegiatan PSN – DBD Dasawisma
2. Kelompok kegitan PSN – DBD di RT / Rw/lingkungan
Dan tugas dari Kelompok kegiatan PSN itu sendiri adalah untuk mengajak masyarakat agar melakukan kerja baikti secara teratur .




• Apa yang dilakukan oleh beberapa kelompok tersebut adalah :
1. Memberikan penyuluhan pada setiap rumah
2. Memberikan informasi kepada teman atau tetangga tentang bahaya DBD sendiri dan bagai mana cara penulran penyaki tersebut
3. Memberikan penyuluhan tentang bahaya DBD disuatu pertemuan misalnya : pkk dan paguyban yang lain nya .
4. Dan kemudian menyampaikan pesan – pesan melalui poster, spanduk, selebaran dan lain – lain tentang demamb berdarah .
5. Mengajak masyarakat untuk kerja bakti



• Memriksa jentik - jentik nyamuk
1. Periksa kamar mandi /wc, tempayan .drum dan temapt tempat penampuungan air lain nya
2. Jika tidak Nampak, tunggu -+ 0,5 – 1 menit, jika ada jentik akan muncuk ke permukaan air
3. Di tempat yang gelap menggunakan senter
4. Periksa vas bunga, tempat minum burung, kaleng – kaleng, plastic bekas d.l.l

• Cara pencegahan penularan penyakit demam berdarah
Untuk mencegah dan membatasi penyebaran penyakit DBD adalah perlu melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengan cara 3M yaitu :
1. Menguras dengan menyikat dinding tempat penampungan air, atau menaburkan bubuk Abate apabila tempat – tempat tersebut tidak bisa dikuras.
2. Menutup rapat – rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak didalamnya .
3. Mengubur/membuang barang bekas yang dapat menampung air hujan misalnya : ban bekas, kaleng bekas, tempat minuman mineral , dll.
• Factor resiko tertular penyakit demam berdarah :
1. Rumah atau lingkungan yang ditemukan adanya nyamuk DBD di tempat – tempat penampungan air
2. Ditemukannya barang – barang bekas yang mudah menggenang air sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk
3. Pada baju – baju yang brgantungan yang disukai oleh nyamuk
• Tanda – tanda penyakit DBD
o Mendadak panas tinggi selama 2-7hari, tampak lemah dan lesu, suhu badan antara 380 sampai 400 atau lebih .
o Tampak bintik – bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk
o Kadang terjadi pendarahan di hidung
o Mungkin terjadi muntah darah atau berak dara
o Kadang – kadang nyeri ulu hati karena terjadi pendarahan dilambung
o Bilq sudah parah, penderita gelisah ujung tangan dan kaki berkeringat .

• Yang harus dilakukan apa bila salah seorang warga terkena DBD
o Melapor langsung ke puskesmas bahwa ditempat tinggalnya ada penderita DBD
o Melapor kepada Kepala Desa atau pengurus Pokja DBD di desanya bahwa ada penderita DBD yang perlu ditanggulangi lebih lanjut
o Menenui ketua RW/RT untuk dapat melakukan tindakan pencegahan agar tidak meluas
• Hambatan Pelaksanaan Surveilans DBD
o Partisipasi lintas sektor masih rendah.
o Partisipasi Masyarakat
o Sumber Daya

IRA TITAH SRI RAHAYU
E2A009154
MAHASISWA FKM UNDIP